Selamat Datang ! . Suatu kehormatan bagi Lutvia Eka Novitri's blog atas kunjungan ini.Lutvia Eka Novitri's Blog sangat berharap kunjungan berikutnya.

Kamis, 09 Mei 2013

Kartini di Era Digital

Museum Kartini Jika memasuki bulan April apa si yang terlintas di benak anda selain April Mop? yups! benar sekali ada yang istimewa juga di bulan April terutama untuk kaum hawa yaitu Hari Kartini, dimana tepat 21 April 1879 Ibu Kartini di lahirkan. Kartini yang dilahirkan di Mayong, Jepara merupakan seorang wanita yang dikenal karena jasanya memperjuangkan hak-hak kaum perempuan atau sering disebut dengan emansipasi wanita.

Saya jadi teringat perjalanan bulan lalu ke Kab.Jepara dalam rangka program Perpus Seru dari Coca Cola Foundation dimana saya menyempatkan diri mengunjungi museum RA.Kartini, saya termasuk penyuka museum sehingga kunjungan ke Jepara pun ga lengkap kalo ga belajar di Museum RA.Kartini yang
merupakan pahlawan kaumku. Setelah melakukan evaluasi dan sharing dengan Perpustakaan Daerah Kab.Jepang, diwaktu saya yang tidak sampai sehari saya diantarkan oleh Mas Khoirul yang baik hati ke Museum RA.Kartini.  Disana saya disamput oleh seorang petugas yang sedang berjaga setelah sebelumnya kami membeli tiket yang cukup murah yaitu Rp.2000/orang. Sayangnya museum tersebut sepi entah karena waktu itu bukan weekend atau memang bukan sesion liburan. Saya pun masuk ke ruangan tersebut. Setelah masuk yang saya temui pertama adalah lukisan yang menggambarkan asal usul Jepara. Disitu diceritakan bahwa Jepara merupakan salah satu kota yang penting karena lokasinya sebagai jalur perdagangan komoditas dengan berbagai negara. Kemudian disana saya juga melihat foto tempat ari-ari Kartini dikuburkan, silsilah keluarga Kartini dimana beliau merupakan keturunan bangsawan dimana ayahnya merupakan seorang Wedana (nama Bupati dulu) di Wilayah Jepara. Saya sangat senang berada disana karena saya jadi bisa mengetahui banyak tentang sosok Ibu Kartini antara lain saya baru mengetahui bahwa beliau menikah dengan seorang Wedana dari Rembang yang saya lihat dari fotonya berusia jauh lebih tua darinya. Kemudian saya juga baru mengetahui bahwa beliau meninggal di usia yang masih sangat muda yaitu 25 tahun :( andai Kartini berusia lebih lama tentunya akan lebih banyak hal yang beliau wariskan ..
Museum Kartini
Saya sangat terkesan dengan peninggalan RA.Kartini yang nampak masih bagus dan terawat diantaranya adalah lukisan cat minyak, kursi dan meja tamu, kursi dan meja makan,piring kaca, tempat maen congklak, meja kerja beliau, mesin jahit muridnya yang katanya masih dapat digunakan sampai sekarang dan juga hasil kerajinan rajutan dari siswanya. Saya juga melihat surat-surat yang beliau kirimkan kepada sahabat-sahabatnya di Belanda yang kemudian di jadikan buku yang fenomenal dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” Kartini banyak berkisah tentang nasib wanita di Indonesia dimana pada saat itu kaum wanita tidak mendapat hak yang sama dengan kaum pria terutama dalam persamaan pendidikan, pekerjaan, dan hak-hak lainnya. Kaun wanita hanya diposisikan sebagai kaum minoritas dan hanya sekedar pelayan bagi kaum pria. Kartini memberontak dengan keadaan yang ada. Hal tersebutlah yang mendorong beliau kemudian memberikan pendidikan dan keterampilan bagi wanita-wanita yang ada disekitarnya. Kartini mengajarkan baca tulis, melukis, merajut dan masih banyak lagi namun karena adat, Kartini tidak bisa menolak ketika beliau di jodohkan dengan Bupati Rembang, RM AA Djojodiningrat. Di Rembang Kartini terus melanjutkan perjuangannya, sayangnya setelah melahirkan anak satu-satunya yang diberi nama Soesalit. Itulah sekilas cerita tentang RA. Kartini, dimana meskipun berusia pendek namun beliau telah menorehkan sejarah terutama untuk kaum wanita, tidak salah jika kemudian Presiden Soekarno mengangurahi beliau sebagai Pahlawan Nasional. Ibu Kartini jasamu akan selalu abadi dan dikenang sepanjang masa ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar