Ada sepenggal kisah yang tertinggal dari Rangkaian Acara Milad Bank Syariah Mandiri, 16 Desember lalu. Cerita ini adalah mengajarkan kejujuran dan integritas seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang di amanahkan kepadanya. Cerita ini datang dari seorang yang bernama Agus Chaerudin.
Agus sehari-hari bekerja sebagai Office
Boy (OB) Bank Syariah Mandiri KCP Kalimalang tempat saya biasa
bertransaksi. Cerita bermula ketika Agus sedang melaksanakan tugasnya
seperti biasa, saat itulah dia menemukan ampol yang tergeletak tidak
jauh dari tong sampah dan ketika dibuka amplop tersebut berisi uang
senilai Rp.100 juta. Uang tersebut bukan milik nasabah melainkan milik
perusahaan yang tercecer oleh pegawai bank tersebut. Ajaran orang tuanya
sejak kecil tentang kejujuran, pengagum Ali Bin Abu Thalib ini tanpa
pikir panjang langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak keamanan
bank. Agus mengembalikan apa yang bukan menjadi haknya, padahal bisa
saja dia mengambilnya karena jika ia mau, namun dia percaya bahwa Allah
Maha Melihat dan Mengetahui segala sesuatu baik itu yang sangat
tersembunyi sekalipun karena tidak ada yang luput dari pantauan-Nya.
Atas tindakannya tersebut, ketika Milad
BSM yang ke-13 kemarin, di depan puluhan ribu pegawai BSM yang memadati
kawasan Dunia Fantasi Ancol, Agus mendapatkan apresiasi dari bank
tempatnya mengabdi berupa penghargaan Award for Integrity. Saya
menyaksikan langsung bagaimana terharunya Agus ketika diatas panggungdan
tidak hentinya meneteskan air mata haru.
Tindakan Agus tersebut, selain mendapat
apresiasi dari BSM, juga mendapat apresiasi dari Partai Keadilan
Sejahtera yang memberikan Agus dan keluarga Umroh gratis. Buah dari
kejujuran dan keihklasan itu indah pada akhirnya pemirsa
Agus bisa menjadi contoh bagaimana seorang OB yang tetap mengedepankan
integritasnya dimana di sisi lain masih banyak pejabat publik dan
anggota dewan kita yang secara materi sudah berkecukupan namun tetap
melakukan tindakan korupsi yang sama saja dengan mencuri uang rakyat.
Amat memprihatinkan lagi dengar laporan dari PPATK dimana 40% anggota
dewan kita terindikasi korupsi. Hadeuhhh …nampaknya saat ini kita
mengalami krisis kepercayaan terhadap pejabat publik dimana banyak
diantara mereka tidak bisa dijadikan panutan rakyatnya. Semoga KPK dan
pihak kepolisian bisa bekerja lebih keras dalam memberantas mafia-mafia
tersebut. Jadi berapi-api gini ya .. :p Para pejabat tersebut lebih
memilih untuk mengorbankan integritasnya demi kesenangan sesaat. Semoga
kisah Agus ini bisa membuka mata pemimpin kita untuk berprilaku jujur
dan memiliki integritas dalam membangun bangsa sehingga bangsa Indonesia
bukan menjadi bangsa yang semakin tertinggal namun terus bergerak maju.
Merdeka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar